Kawasan Candidasa, Karangasem, telah menjadi salah satu ikon pariwisata Bali. Pada kawasan ini, juga telah tumbuh banyak akomodasi pariwisata. Namun, dalam beberapa tahun terakhir pesisir pantai ini telah mengalami abrasi. Maka, upaya penataan kembali harus segera dilakukan, untuk mengembalikan keindahan kawasan pariwisata ini.

Rencana penataan garis pantai di Candidasa dibahas dalam audiensi Plh. Bupati Karangasem Ketut Sedana Merta dengan Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida, Kementrian PUPR di Ruang Rapat KMC (Karangasem Monitoring Center) Kantor Bupati Karangasem, Jumat (19/2). Hadir dalam audiensi dari pihak BWS Bali-Penida, Kepala Satker PJSA (Pelaksana Jaringan Sumber Air) Made Denny Satya Wijaya, PPK Supan (Sungai dan Pantai) II Gede Lanang Sunu Perbawa, Pelaksana Teknis atau Tim Teknis Komang Kurniawan Adhi Kusuma beserta staf.

Plh Bupati Karangasem, Ketut Sedana Merta, menyampaikan, sudah saatnya untuk mendetailkan kesepakatan desain penataan ini, yang akan dilakukan sepanjang 5 kilometer. Selain itu, agar tahapan pengerjaannya juga menjadi lebih jelas. Sebab, dalam proses sebelumnya, yang menjadi masalah adalah proses lelangnya.

“Konsep awal proses lelangnya sempat tertunda. Sekarang mulai tahapan jangka pendek. Intinya, BBCP (Bali Beach Conservation Project) yang diharapkan pelaku pariwisata, bisa terlaksana tahap demi tahap. Kalau Candidasa tidak segera diperbaiki, pariwisata Candidasa akan hilang,” kata Sedana Merta.

Kepala Satker PJSA Made Denny Satya Wijaya, pada kesempatan itu, menyampaikan bahwa Tim JICA (Japan International Cooperation Agency), sudah mengeluarkan surat dukungan. Agar konservasi pantai ini bisa segera terwujud. Sebab, Candidasa yang sudah sejak lama dikenal sebagai pintu gerbang pariwisata Karangasem, bisa segera dipasarkan ke dunia internasional.

Untuk diketahui, BBCP ini sebenarnya sudah direncanakan dari tahun 2012, ruang lingkup dan rencana jadwal pelaksanaan Project BBCP Tahap II, yakni detail disain 3 paket pengamanan pantai selama 12 bulan, konstruksi 3 paket pengamanan pantai 36 bulan, supervisi/pengawasan konstruksi 3 paket pengamanan pantai 36 bulan. BBCP rencananya dikerjakan tiga paket di Bali, selain Candidasa Karangasem sebagai paket 1, juga ada Kuta, Legian, Seminyak, Kabupaten Badung (paket 2) dan Nusa Dua – Tanjung Benoa, Kabupaten Badung (paket 3a).

Selanjutnya, tahapan fasilitasi pelaksanaan environment management plan (emp), environmental monitoring of plan (emop) dan resettlement action plan (rap) selama 59 bulan serta monitoring dan evaluasi 23 bulan. Saat ini, kondisi Pantai Candidasa, telah terjadi erosi pantai dan hancurnya struktur pelindung pantai eksisting.

Selanjutnya gangguan fungsi pantai dan keindahan lansekap (akses sepanjang pantai sulit, hilangnya hamparan pasir pantai, turunnya nilai Candidasa sebagai destinasi pariwisata), hingga gangguan terhadap properti/fasilitas (limpasan gelombang).

Dalam proses pembangunan, perlu adanya dukungan semua pihak baik dari pemerintah, ataupun para pemangku kepentingan di Pantai Candidasa. Untuk mendukung pembangunan ini, diperlukan pengorbanan dari para pemilik hotel di sekitar lokasi, berupa pemberian sedikit lahannya untuk proses set back seperti yang diusulkan JICA.

Hal ini diperlukan agar pekerjaan ini dapat segera terealisasi. Sehingga Pantai Candidasa menjadi menarik untuk dikunjungi wisatawan yang secara langsung diharapkan dapat berdampak pada peningkatan hunian hotel di sekitar pantai.

Pemerintah Karangasem berkomitmen untuk menata pantai dengan menerapkan batas sempadan pantai sepanjang 25 meter dari muka air tertinggi (HWL). Peraturan ini nantinya harus ditaati oleh seluruh hotel/restaurant yang berada di tepi pantai demi terciptanya ruang bagi publik.

Turut mendampingi Plh. Bupati Karangasem dalam audiensi, Asisten II I Made Suama, Kepala Dinas PUPR Karangasem, I Nyoman Sutirtayasa, Plt. Kepala Dinas Pariwisata I Komang Agus Sukasena, Kepala Bappelitbangda I Nyoman Siki Ngurah dan Kabag Adbang Wedasmara. (BTN/ery)