Wakil Bupati (Wabup) Tabanan DR. I Komang Gede Sanjaya, SE, MM, melaksanakan persembahyangan di Pura Luhur Candi Mas, Desa Candi Kuning, Kecamatan Baturiti, Tabanan, Kamis (14/1). Persembahyangan ini dipimpin oleh pemangku pura setempat dan diikuti oleh puluhan krama pengempon pura dan warga sekitar. “Persembahyangan ini merupakan wujud sradha bhakti kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa,” katanya.
Wabup Sanjaya mengatakan, ini adalah kesempatan pertama melakukan persembahyangan di Pura Luhur Candi Mas, Candi Kuning. Ini adalah sebuah momentum untuk lebih meningkatkatkan sradha bhakti kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa dan segala bentuk manifestasinya. “Apapun yang kita lakukan tanpa restu dari Beliau, tidak akan berjalan lancar. Astungkara selama ini kita diberikan restu, taksu dan tuntunan, sehingga apa yang kami lakukan selalu disertai untuk ngayah bagi masyarakat Tabanan,” ujarnya.
Untuk itu, pihaknya berkomitmen untuk terus berkontribusi demi kelestarian Parahyangan, baik fisik maupun non fisik. Karena menurutnya segala yang ada di dunia ini sumbernya adalah Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa. “Kami menghimbau kepada seluruh masyarakat, khususnya masyarakat Tabanan dalam menjalani masa PPKM ini (11 Januari 2021-25 Januari 2021), untuk lebih disiplin menerapkan anjuran dari pemerintah terkait Protokol Kesehatan serta mentaati himbauan dari Pemerintah demi keselamatan bersama,” ingatnya.
Begitupun dengan di Pemerintah tidak akan henti-hentinya selalu menghimbau masyarakat untuk selalu mentati Prokes, khususnya 3M, yakni memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir dan menjaga jarak. Serta jaga imun dengan selalu menerapkan pola hidup sehat dan bersih, sebelum vaksin itu diedarkan secara gratis di masyarakat.
Terkait Pujawali, sebelumnya Ketua Panitia Pujawali sekaligus Bendesa Adat Desa Candi Kuning IGN. Agung Artanegara, mengucapkan terima kasih atas kehadiran Wabup Sanjaya beserta undangan lainnya. Ia juga mengatakan, meskipun pujawali kali ini tidak seramai pujawali sebelum-sebelumnya, namun sehabis Pujawali tetap dilaksanakan ritual nyejer selama 3 hari, yang tentunya berpedoman terhadap prokes yang telah ditetapkan. (BTN/bud)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *