Sempat hancur diterjang gelombang parah, Pantai Nusa Dua atau yang dikenal dengan Selagan Nusa kini kembali terlihat rapi.
Pantai di lokasi, Senin (13/3/2023) Pasir-pasir yang sempat hilang tergerus ombak kembali ditata menggantikan “geobag” yang sebelumnya dipasang di sepanjang pesisir ini. Sebab meski dipasangi “geobag” ternyata terjangan ombak yang ganas tetap menggerus pesisir antara Pulau Peninsula dan Nusa Dharma tersebut.
Dikonfirmasi akan penataan ini, General Manager kawasan The Nusa Dua, IGN Ardita mengungkapkan memang sedang dilakukan penataan pasir di pesisir Pantai Selagan Nusa tersebut.
Kondisi pesisir yang sebelumnya tergerus karena dilanda abrasi di kini memang sudah dikembalikan seperti awal.
Ditanya progres penataan tersebut, Ardita mengungkapkan
dari informasi yang dia peroleh, progres penataan itu sudah mencapai 70 persen.
Adapun Penataan yang dilakukan dengan mengembalikan kondisi pantai seperti semula. Selain itu penggunaan “geobag” seperti dulu yang dilakukan saat perhelatan IMF World Bank sudah tidak ada lagi.
Sebab penataan dengan “geobag “merupakan langkah jangka pendek pihaknya dalam menangani abrasi. Sayangnya meski sudah dipasangi “geobag” ternyata kawasan tersebut kembali tergerus abrasi. “Dulu kita tangani abrasi itu dengan geobag. Tapi karena disana kembali mengalami abrasi, maka kami dengan BWS Bali Penida dan PUPR kembali melaksanaka penataan,” aku Ardita.
Sebenarnya abrasi yang melanda kawasan area Pantai Selagan Nusa sudah terjadi di tahun 2020. Melihat hak ini, pihaknya bersama PUPR dan BWS Bali Penida mulai menyiapkan langkah-langkah penanganan. Oleh karena saat itu terjadi Covid-19, pengamanan belum bisa dilaksnakan dan baru dilaksanakan tahun 2023 ini. Adapun konsep yang dilakukan dengan mengembalikan kondisi pantai yang terkena abrasi seperti keadaan semula secara riil dan alami.
Selain penataan pasir, Pihaknya juga akan memperbaiki pedestrian atau jalan setapak yang sempat hancur tergerus abrasi.
Disinggung kemungkian abrasi bisa saja kembali terjadi di kawasan tersebut dengan hanya menata pasir, Ardita tidak memungkiri adanya abrasi memang sangat memungkinkan dapat terjadi kembali di sana. Oleh karena itu pihaknya akan kembali melaksanakan analisa dan kajian, dengan mengandeng konsultan.
“Pada titik area tertentu nantinya kemungkinan akan dibuatkan growin seperti yang dilaksanakan sebelumnya disisi utara. Sebab hal itu dirasa cukup bagus untuk menangkal abrasi dan area tersebut cukup banyak tumbuh pasir,” ujarnya.
Langkah ini dilakukan, jika
berbicara antisipasi jangka panjang, jika abrasi kembali terjadi.
“Ada analisa sementara untuk penambahan growin. Hal itu menyikapi adanya pasir yang cenderung lebih banyak dari titik depan Hitel Grand hyat ke selatan. Mungkin itu karena pengaruh pergerakan dan lokasi di selagan antar pulau,” bebernya sembari menambahkan alternatif kedua yaitu dengan membuat alur air pantai atau semacam loloan di antara Pulau Nusa Dharma dengan Pulau Peninsula yang saat ini tersambung.
Terpisah Kepala Satuan Non Vertikal Tertentu (SNVT) Pelaksana Jaringan Sumber Air (PJSA) BWS Bali Penida, I Wayan Riasa saat sikonfirmasi membenarkan kalau progres penataan kawasan Pantai Nusa Dua sudah berjalan menunjukan hasil. Hanya saja dia belum bisa memastikan progres penataan tersebut karena sedang berada di Jakarta dalam sebuah tugas.
“Pada umumnya penataan tersebut dikerjakan dengan mempertimbangkan kondisi event dan aspek kenyamanan tamu hotel yang berada di sekitar,” ujarnya singkat. (BTN/Denpost/113)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *