Promosi Pariwisata Melalui Film Hasil Karya P2S Dosen ISI Denpasar

Promosi Pariwisata Melalui Film Hasil Karya P2S Dosen ISI Denpasar

Pariwisata Bali berbasis budaya dan kearipan local. Karenanya, sebanyak 8 karya video merupakan desiminasi hasil karya Penelitian dan Penciptaan Seni (P2S) dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar sebuah promosi pariwisata. Karya-karya video itu mengangkat budaya dan kearipan lokal. “Dalam manajeman seni itu ada penggalian, pelestarian, pengembangan dan yang terpenting menyebarluaskan,” kata Prof. Dr. Ni Luh Sustiawati, M.Pd, disela-sela Screening Film Sang Kawi Wiku di Gedung Dharma Alaya, Jumat (8/9).

Menyebarluaskan karya penelitian itu menjadi penting, sehingga generasi muda tak bingung dan tidak jauh dari warisan nenek moyang yang adi luhung itu. Hal itu penting dilakukan, sehingga istilah sistem pewarisan seni budaya itu tak putus. Selain itu, juga mengenalkan kepada masyarakat luar, termasuk kepada para wisatawan, sehingga mereka tahu mana yang boleh dilakukan dan yang tidak, ketika berwisata di Bali. “Jangan sampai lupa dengan kearipan local Bali. ISI Denpasar punya tugas menjalankan manajemen seni itu,” imbuh Ketua Desiminasi itu.

Dosen ISI Denpasar ini menegaskan, P2S ini merupakan program ISI Denpasar dalam memberikan ruang dan kesempatan kepada dosen untuk mengekspresikan ide-ide ciptaannya serta ide penelitiannya. Dua kegiatan ini, menghasilkan sebuah produk, berupa film, video pembelajaran dan animasi. “Tahun 2023 ini, ada 8 pemenang P2S untuk ISI Denpasar yang produknya bervariasi. Hasil karya ini digunakan sebagai bentuk pembelajaran untuk generasi selanjutnya,” jelasnya.

Selain di kampus, karya dari hasilo penelitian ini penting bisa sampai kepada masyarakat melalui mitra kerja. Sebut saja video cara mengaransemen lagu dalam bentuk vocal kelompok. Video ini dibuat karena sumber belajar berupa video pemembelajaran mengaranseman lagu itu belum dimiliki oleh guru seni budaya. Ada pula karya pembentukan karakter yang sangat penting sekali diangkat, karena disaat ini degradasi moral itu telah terjadi. Karena, pemilihaan tema disesuaikan dengan keadaan jaman sekarang.”Hilirisasi, hasil risert itu harus menghilir, bermuara disebarluaskan,” tegasnya.

Program screening dari hasil 8 tenaga pendidik atau dosen ini dibuatkan wadah bernama Sang Kawi-Wiku, yaitu Calaccitra Undagi Mahottama: Film Dokumenter Biografi Anak Agung Made Gede (1840-1943) Maestro Undagi Denpasar Abad Ke-20 dengan Pendekatan Historiopoti oleh Gede Basuyoga Prabhawita, I Kadek Puriartha, dan I Kadek Dwi Noorwatha.

Film Animasi “Cupak Grantang” Sebagai Media Edukasi Pendidikan Karakter Untuk Siswa Sekolah Dasar merupakan karya I Gede Agus Indram Bayu Artha, Putu Arya Janottama, dan Wahyu Indira, karya Padu Arep, Film Dokumenter Gending Rare Dalam Hegemoni Budaya Pop oleh I Made Denny Chrisna Putra, Epriliana Fitri Ayu Pamungkas, dan Made Rai Budaya Bumiarta.

Karya “Mastawa Pratyupeksa Wyakta” oleh Wahyu Indira, I Putu Udiyana Wasista, dan Gede Bayu Segara Putra. Karya Wayang Sinema ‘Kresan Sang Duta Perdamaian” karya I Kadek Widnyana, Ni Komang Sekar Marhaeni, I Gusti Putu Sudarta, dan Ni Kadek Dwiyani. Video Animasi dan Buku Profil Seni Prasi serta Kain Tenun Songket Kecamatan Sidemen, Kabupaten Karangasem oleh Agus Ngurah Arya Putraka, Ni Ketut Pande Sarjani, dan Ni Ketut Rini Astuti. Penciptaan Prototype Video Pembelajaran Mengaransemen Lagu Rakyat Bali Dalam Bentuk Vokal Kelompok oleh Ni Luh Sustiawati, Ni Wayan Ardini dan I Komang Darmayuda. Film Musik Pengantar Roh “Kawyagita Manadala” oleh Nyoman Lia Susanthi, I Nyoman Payuyasa, dan I B. Hari Kayana Putra. (BTN/bud)

Posts Carousel

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *

Latest Posts

Top Authors

Most Commented

Featured Videos

Need Help? Chat with us