Kalau berwisata di Bali, Pura Mengening juga menarik untuk dikunjungi. Daya Tarik Wisata (DTW) yang terletak di Desa Saraseda, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar lebih cocok untuk wisata spiritual. Itu karena merupakan tempat bersejarah, suci dan disakralkan oleh masyarajat Hindu di Bali. Lokasinya yang memang di kawasan sejuk, sehingga suasana yang ditawarkan begitu adem dan asri. Jika memiliki kemampuan untuk membaca alam, maka akan merasakan sesuatu yang memang beda.
Sebagai DTW yang disucikan, wisatawan yang hendak bersisata ke sana wajib mengenakan kain atau paling tidak ‘selempot’ (selendang yang diikatkan pada pinggang). Untuk bisa masuk areal DTW wajib membawa tiket. Namun, sebelum memasuk area DTW, petugas disana akan memberitahukan, apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak.
Pura Mengening memiliki mata air yang digunakan sebagai tempat untuk nunas tirtha (mohon air suci) yang digunakan sebagai sarana upacara bagi umat Hindu Bali. Disana juga terdapat kolam yang bisa digunakan untuk pembersihan diri. Kolam itu, terbagi menjadi dua yaitu kolam pemandian khusus bagi kaum laki-laki dan khusus bagi perempuan.
Sebelum memasuki kolam pemandian, pengunjung disarankan untuk menggunakan kain atau kamen, kemudian menuruni beberapa anak tangga menuju kolam tersebut. Masyarakat setempat biasa memanfaatkan air kolam itu untuk mandi, melakukan pembersihan diri. Terlebih, pada hari-hari raya tertentu, mengalir umat Hindu Bali yang datang ke pura tersebut untuk melukat, membersihkan diri dari kotoran (pengaruh jahat).
Warga di sana, hampir setiap sore mengunjungi pura untuk mandi bersama dengan teman-temannya maupun dengan keluarga. “Kami mandi disini, hamper setiap hari. Suasananya sejuk, airnya segar, sehingga tubuh dan pikiran terasa fresh. Kami sangat suka suasana di dalam pura ini yang damai dan hening. Kalau mandi, biasanya menghaturkan sesajen, sehingga diberikan keselamatan,” ujar Made salah satu masyaraat desa di sana.
Konsep Pura Mengening, terbagi dalam tri mandala, tiga wilayah, yaitu nista mandala, madya mandala, dan utama mandala. Di areal Nista Mandala Pura Mengening ini sendiri terdapat sebuah Taman dengan Pancakatirtha. Taman ini sendiri merupakan tempat penyucian Ida Batara yang berstana di Pura Mengening. Selain itu di beberapa tempat juga terdapat beberapa pemijilan tirtha-tirtha yang biasa diambil oleh masyarakat untuk keperluan yadnya (persembahan).
Untuk pemijilan tirtha-tirtha yang ada di areal nista mandala ini, menurut penjaga disana, meliputi Tirta Keben,Ttirtha Sudamala, Tirtha Melela,Ttirtha Soka, Tirtha Megelung, Tirtha Tunggang dan Tirtha Telaga Waja. Sedangkan untuk pemijilan tirtha di areal Taman Pancakatirtha meliputi Tirtha Parisuda, Tirtha Pengelukatan, Tirtha Pengulapan, Tirtha Keris dan Tirtha Kamaning. Pengunjung tidak diperkenankan untuk mandi pada tirtha tersebut. Hal itu untuk mencegah agar tirtha yang keluar dari dalam perut bumi sendiri menjadi surut dan menghilang.
Di Madya Mandala terdapat bangunan seperti Bale Gong, Bale Kulkul, Bale Pegambahan dan Bale Pegat. Sedangkan di Utama Mandala terdapat beberpa pelinggih di antaranya Gedong Meru Tumpang Tiga yang merupakan tempat istana dari Ida Batara Prasada Agung, Gedong yang merupakan pelinggih Batara Gunung Kawi, Gedong Limas pelinggih Batara Tirta Empul, Pemaruman, Bale Saka Ulu pelinggih Batara Siwa, Bale Paselang, Bale Pecanangan dan Bale Penganteb. (BTN/bud)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *