Pandemi Covid-19 telah mengubah kebiasaan hingga struktur sosial dalam masyarakat. “Apa yang sebelumnya dianggap tidak mungkin dilakukan menjadi hal yang justru harus dilakukan sebagian besar orang,” kata Walikota Denpasar, IB Rai Dharmawijaya Mantra saat membukia Virtual Seminar Nasional serangakaian peringatan HUT RSUD Wangaya ke-100 Tahun dari kediaman Griya Seba Sari Denpasar, Senin (4/1). Tampak hadir secara virtual Wakil Walikota IGN Jaya Negara, Ketua DPRD I Gusti Ngurah Gede, Pj. Sekda I Made Toya, serta undangan dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait di lingkungan Pemkot Denpasar.
Walikota Rai Mantra menjelaskan, terdapat situasi yang dilematis antara ekonomi dan kesehatan warga di tengah pandemi Covid-19 ini. Untuk tetap dapat menjalankan keduanya, Pemerintah Kota (Pemkot) Denpasar mulai sejak awal wabah corona tidak melakukan penutupan wilayah dalam pencegahan penyebaran virus Covid-19. Namun demikian, harapan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang optimal terus meningkat di tengah situasi pandemi saat ini. “Dalam situasi pandemi saat ini diperlukan strategi dalam penyederhanaan proses bisnis dan prosedur pelayanan dengan memanfaatkan teknologi informasi untuk menyampaikan standar pelayanan, membuka media komunikasi online sebagai wadah konsultasi maupun pengaduan,” ujarnya.
Pelayanan kesehatan dimasa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) akan sangat berbeda dengan keadaan sebelum covid-19. Rumah sakit perlu menyiapkan prosedur keamanan yang lebih ketat dimana protokol Pengendalian dan Pencegahan Infeksi (PPI) diikuti sesuai dengan standar. “Prosedur penerimaan pasien, prosedur screening yang ketat, pengaturan jadwal kunjungan, pembatasan pengunjung serta pemisahan pelayanan untuk pasien covid-19 dan non covid-19 sudah menjadi suatu keharusan yang diterapkan di rumah sakit,” jelas Rai Mantra
Rumah sakit diharapkan mampu merancang beberapa langkah strategis. Mulai dari pembagian dan pengaturan zona covid-19, pembatasan akses masuk rumah sakit, pemanfaatan teknologi informasi untuk inovasi pelayanan yang meliputi sistem pendaftaran online, layanan telemedicine, rekam medik elektronik serta sistem pembayaran online (Qris). Selain itu, pengembangan sistem “drug dispencing” dimana pasien yang telah menerima layanan telemedicine tidak perlu datang ke rumah sakit untuk mengambil obat. “New normal atau Adaptasi Kebiasaan Baru juga diartikan sebagai skenario untuk mempercepat penanganan covid-19 dalam aspek keselamatan dan sosial ekonomi,” jelasnya
Plt. Dirut RSUD Wangaya, dr. I Dewa Alit Parwita menjelaskan bahwa beragam kegiatan turut memeriahkan rangkaian peringatan satu abad RSUD Wangaya. Kendati tetap berkegiatan, penerapan protokol kesehatan tetap yang utama. Untuk pelaksanaan Seminar Nasional kali ini sedikitnya diikuti oleh 800 peserta dari seluruh Indonesia, OPD serta instansi terkait lainya. “Jadi untuk peringatan kali ini rangkaian kegiatan lebih banyak virtual untuk menerapkan disiplin protokol kesehatan,” ujarnya.
Adapun seminar kali ini turut menghadirkan empat narasumber utama. Yakni Walikota Denpasar, IB Rai Dharmawijaya Mantra, Konsultan Manajemen Informasi Kesehatan, dr. Ramo Indradi S, M.Kes, Komite Nasional Keselamatan Pasien, dr. Bambang Tutuko Sp. An. KIC, serta Ketua Asosiasi Rumah Sakit Daerah Pusat, dr. H. Heru Ariyadi MPH. (BTN/bud).
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *