Hampir satu setengah tahun pariwisata Bali kolep akibat pandemic Covid-19. Hal tersebut, membuat banyak orang yang harus kehilangan pekerjaan, dan tak sedikit yang beralih membuka usaha kecil-kecilan untuk bertahan hidup. Karenanya, pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) mesti mendapat perhatian lebih besar. “Fenomena ini mesti mendapat perhatian khusus, sehingga UMKM, terlebih usaha ultra mikro mesti menjadi prioritas,” kata Anggota DPR RI Komisi VI Nyoman Parta, SH dalam acara Sosialisasi Integrasi Ultra Mikro yang diselenggarakan di The Vasini Smart Boutique Hotel Denpasar, Minggu (6/6).
Bali adalah salah satu daerah yang mengandalkan sektor pariwisata, sehingga saat pandemi seperti sekarang ini dampaknya begitu keras terasa. Karena itu, integrasi dan kolaborasi dalam mewujudkan ekosistem yang kuat dalam bidang ekonomi menjadi tujuan bersama. “Saya sengaja menggandeng tiga narasumber yaitu, dari BRI Bali Nusra, PT pegadaian, dan Permodalan Nasional Madani (PNM) untuk memberikan informasi-informasi penting terkait program dan integrasi yang akan dilakukan,” ucapnya.
Program Pembiayaan Ultra Mikro sendiri merupakan program pemerintah berbentuk pembiayaan usaha yang ditunjukan kepada masyarakat yang belum terjangkau fasilitas perbankan atau sejenisnya. “Saya sangat senang membantu promosi usaha yang dibuat oleh teman-teman UMKM, seperti keripik, bolu, dan berbagai makanan lainnya, saya kagum dengan semangat saudara-saudara kita yang bangkit meski terdampak pandemi. Halaman media social saya sering dihiasi promosi produk UMKM, dan selalu saya sertakan nomor penjual agar bisa memperluas jangkauan pasar,” tambahnya.
Sebagai wakil rakyat yang peduli dengan UMKM itu, Nyoman Parta menegaskan, integrasi ini sangat baik, sehingga semua bisa berjalan bersinergi satu sama lain, dan semakin banyak masyarakat yang dipermudah baik akses pinjaman ataupun program penguatan UMKM dan usaha ultra mikro lainnya. Selain itu integrasi pendampingan menjadi hal utama agar kedepan UMKM lebih tertata baik dari manajemen usaha dan keuangan.
Para peserta yang merupakan pelaku UMKM yang didominasi dari Kabupaten Badung, Gianyar dan Kota Denpasar itu mengikuti sosialisasi dengan penuh semangat. Mereka datang tepat waktu, penuh semangat dan selalu kreatif dalam setiap kesempatan. Salah satu peserta, Adhi Deaf datang dari Sahabat Tuli yang luar biasa kreatif dan pantang menyerah. Ia berjualan aneka pizza dan makanan ringan. “Keterbatasan bukan halangan justru itu adalah kelebihan baginya dan semangat untuk terus maju,” sebutnya.
Dalam sosialisasi itu, pelaku UMKM dari kaum Tuli mendapat kesempatan yang sama dalam menerima informasi segala bentuk program pemerintah. Dua orang perwakilan hadir dan memperkenalkan produknya di hadapat peserta sosialisasi. “Kami sebagai usaha kecil mengucapkan terima kasi atas kesempatan ini. Kami berharap penjualannya meningkat dan terus dilibatkan dalam acara-acara UMKM,” katanya dengan biasa isyarat yang diterjemahkan oleh penerjemah. (BTN/bud)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *