Pekerja pariwisata di Pulau Dewata, sebagian besar sudah mengikuti program vaksinasi Covid-19. Di samping untuk meningkatkan imunitas, program ini juga menjadi salah satu syarat untuk dibukanya border pariwisata internasional. Karena itu, sejak diluncurkannya program ini para pekerja pariwisata telah melakukan vaksinasi lebih awal, disamping disiplin menerapkan Protokol Kesehatan (Prokes). “Sekitar 8 ribu orang dari 38 hotel yang menjadi anggota Federasi Serikat Pekerja Pariwisata (FSP Par) Badung hampir 95 persen sudah mengikuti program vaksinasi,” kata Ketua Pengurus Cabang FSP Par SPSI Badung, Selamet Suranto, Kamis (17/6).
Sementara sisanya, lanjut Selamet Suranto ada yang menungu vaksin kedua dan ada pula yang kendala dengan penyakit penyerta. Informasi mengenai hal itu, memang ada sedikit kendala, karena beberapa karyawan ada yang dirumahkan, sehingga kesulitan mendapat informasi yang pasti. Namun, berdasarka laporan dari para anggotanya, program vaksinasi ini ada yang diikuti memalui hotel, ada pula lewat banjar tempat tinggal mereka. “Kalau anggota FSP Par yang ada di Badung terutama di Kuta Selatan selain dikoordinir hotel mereka bekerja, ada juga pekerja pariwisata yang melakukan vaksin melalui banjar dimana mereka tinggal,” terang pria kalem ini.
Pihaknya akan mencari informasi yang valid, untuk memastikan semua pekerja pariwisata mengikuti vaksin Covid-19 ini. Hal ini sangat penting, disamping disiplin melakukan penerapan proges sesuai Standar Operational Prosedure (SOP) yang diterapkan hotel. Hal ini untuk menciptakan rasa aman dan nyaman bagi para wisatawan, termasuk juga diri pekerja pariwisata yang akan melayani kenyamana para wisatawan itu. “Kami berharap border pariwisata tetap dibuka Juli 2021 ini, karena kami sebagai pekerja pariwisata sudah melakukan vaksinasi. Hal ini juga untuk mendukung pembukaan pariwisata dengan program Free Covid Coriidor,” ucapnya serius.
Selamet Suranto mengatakan, para pekerja juga wajib menerapkan prokes dan menjalankan tatanan kehidupan era baru sesuai yang ditetapkan pemerintah. Hal tersebut sudah menjadi kesadaran masing-masing pekerjka pariwiasata untuk mengubah prilakunya di masa pandemi ini, demi menggeliatnya pariwisata. Kalau pariwisata hidup, maka perekonomian masyarakat Bali akan tumbuh. “Hampir 1,5 tahun laha kami terpuruk. Kami berharap semua program pemerintah yang diluncurklan dapat membantu pariwisata Bali bangkit, dan normal kembali,” imbuhnya. (BTN/bud).
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *