Kreatif dan sangat cerdas. Seniman dalang I Kadek Widnyana, SSP memiliki cara unik untuk mengedukasi masyarakat dalam menjalani hidup di masa pandemic. Melalui kelihaiannya memainkan wayang, ia mengarap pertunjukan seni Wayang Inovatif Sebagai Sarana Edukasi Pencegahan Penyebaran Covid-19 berjudul “Sang Kala Corona”. Penyajiannya tak hanya menghibur, tetapi juga sarat pesan, khususnya dalam melakukan pencegahan penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Apalagi, tokoh punakawan yang lugas menjelaskan berbagai hal dalam menjalani tatanan kehidupan di era baru ini.
Fenomena Covid-19 yang menjadi kinerja berat pemerintah saat ini, menggugah sekaligus memberi ide Widnyana untuk ikut membantu program pemerintah dalam memerangi bahaya Covid-19. Sebab sebagai seorang seniman, maka itu dilakukan melalui pertunjukan wayang inovatif, yaitu mengapresiasi dan mengimplementasikan himbauan pemerintah dengan kreativitas seni pewayangan. “Melalui seni pertunjukan wayang inovatif yang berjudul “Sang Kala Corona”, saya ikut berpartisipasi mensosialisasikan program dan himbauan pemerintah tentang pencegahan dan penyebaran Covid-19 untuk memutus mata rantai penularannya,” papar seniman dalang yang piawai menari ini.
Virus Corona digambarkan seorang tokoh Raksasa yang menyeramkan, memiliki mulut lebar, mata besar dan tubuh yang sebesar gunung. Raksasa itu selalu mengintai masyarakat yang tidak taak terhadap Prokes. Jika masyarakat lengah terhadap prokes, raksasa langsung memakan dengan taringnya yang tajam. Dalam penyajian wayang ini, tidak hanya memainkan boneka dua dimensi, tetapi juga memadukan dengan tokoh dokter, kepala desa yang diperankan oleh para seniman. Maka itu, dalam pertunjukan ada tokoh Kepala Desa, istri dan 2 abdinya yang sedang berdiskusi tentang Virus Corona. Ada pula tokoh dokter dari intansi pemerintah.
Seni pertunjukan wayang kulit merupakan kesenian adiluhung, di dalamnya banyak memiliki nilai tuntunan dan tontonan. Fungsi wayang kulit sangatlah kompleks dan selalu eksis dalam situasi/zaman apapun. Salah satu fungsinya adalah memberikan tuntunan melalui tontonan dalam pembentukan karakter manusia sekaligus meng-komunikasikan nilai-nilai pendidikan universal yang tersirat dalam narasi pertunjukannya. ““Sang Kala Corona” sudah saya pentaskan pada tanggal 2 Oktober 2021 di Geria Sakti Telaga Dalem Kerobokan Kaja Badung, sebagai bagian dari Desiminasi kepada masyarakat. Respon penonton sangat bagus. Semoga masyarakat menjadi lebih sadar menjalani Protokol Kesehatan (Prokes) setelah menyaksikan pertunjukan wayang ini,” harapnya.
Widnyana yang merupakan Dosen Seni Pedalangan Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasaar itu menegaskan, pertunjukan Wayang Inovatif Sang Kala Corona diharapkan dapat mengedukasi masyarakat untuk melaksanakan semua himbauan pemerintah dan mampu memilah-milah keabsahan berita yang muncul di media sosial. Karena itu, dalam proses karya pedalangan ini, ia memotivasi diri dengan fenomena yang ada di masyarakat untuk mendapatkan ide atau gagasan baru yang original. Dengan begitu, unsur-unsur yang pembentuk karya ini dapat menyatu dalam satu kesatuan yang harmonis.
Dalam mewujudkan karya Wayang Inovatif “Sang Kala Corona” ini, Widnyana mempertimbangkan aspek-aspek keutuhan, kesederhanaan, kerumitan, dan kesungguhan untuk memenuhi tujuan estetis. Aktivitas penciptaan diterapkan melalui proses dengan meminjam pendapatnya Alma M. Hawkin yang menggunakan tiga tahapan atau metode yaitu: eksplorasi, improvisasi, dan forming. “Tujuan karya ini pada dasarnya selain untuk mengekspresikan sebuah gagasan baru untuk menambah keragaman jenis wayang Kulit Bali, juga sebagai bentuk kreativitas dan apresiasi penggarap terhadap fenomena sosial sebagai sebuah kegiatan positif,” paparnya.
Dalam penggarapan Wayang Inovatif ini, I Kadek Widnyana, SSP., M.Si yang selaku penggarap sekaligus Ketua Desiminasi, didukung oleh Ni Komang Sekar Marhaeni, SP.,M.Si sebagai anggota dengan Tim Lapangan, yaitu I Made Pasek Ari Dwipayana dan I Putu Gede Budi Danaswara. Penata iringan I Wayan Ardana, S.Sn., dan Ida Bagus Gede Jaya Dwija Putra. Sementara pendukung dari Mahasiswa Pedalangan, Tari, dan TV Film ISI Denpasar, dan Sekaa Wayang Calonarang Geriya Sakti Telaga, Banjar Jambe Kerobokan. (BTN/bud)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *