Seni Lukis Masih Relevan sebagai Sarana Promosi Pariwisata Bali

Seni Lukis Masih Relevan sebagai Sarana Promosi Pariwisata Bali

Karya seni lukis masih relevan sebagai media promosi di dalam ataupun luar negeri. Keindahan alam dan budaya Bali yang diangkat ke media gambar (lukisan) sebagai salah satu sarana mempromosi Bali. “Karya seni lukis sebagai salah satu sarana promosi pariwisata Bali itu bisa. Tetapi, dengan kemajuan jaman saat ini jangan semata-mata melakukan dengan cara tempo dulu. Kalau dulu informasi dari mulut ke mulut, tetapi sekarang tentu dengan teknologi,” kata Founder dan Owner Museum Rudana, Nyoman Rudana disela-sela penganugrahan penghargaan kepada para Maestro seni lukis, Minggu (5/6).

Dulu, Bali banyak diperkenbalkan oleh seniman lukis di luar negeri, melalui keindahan alam dan budayanya. Namun, akibat pandemic Covid-19, pariwisata Bali terpuruk, sehingga penting memperkenalkan Bali ke mancanegara. “Bali bisa kita perkenalkan di luar negeri lewat lukisan itu. Kita pameran ke luar negeri, dan kita harus memperlihatakan karya para seniman Bali itu luar negeri. Kalau secara online mungkin bisa, tetapi kurang lengkap. Kalau lewat on line saja, itu tidak bisa menangkap seni itu secara utuh, maka harus pameran,” ungkapnya.

Nyoman Rudana mengatakan, perkembangan seni lukis saat ini kalau dari segi pasar agak mendatar. Penggemarnya masih tetap ada, dan karya seni lebih meningkat. Prestasi seniman masih tinggi yang dapat dilihat dari semangat mereka melukis. “Saya berharap kedepan, karya seni kembali boom. Caranya, seniman harus tetap berkreatifitas, bahkan meningkat. Makin sepi, makin wajib dan meningkatkan kegiatan melukisnya. Tetapi, pengelola galleri kami selalu mengadakan pameran untuk memberi informasi,” akunya.

Sekarang ini, ada teknologi Non Fungible Token (NFT) sebagai media berpameran. Hal itu memberi imbas kepada seni lukis. Kalau ada seniman yang memanfaatkan teknologi itu, itu sah dan bagus. Ada pula yang memakai animasi dan sebagainya itu bagus. “Itu artinya semua peluang dipeneuhi oleh para seniman, sehingga tidak ada kursi yang kosong. sekali lagi itu bagus,” tegasnya.

Lalu terkait dengan penghargaan Satya Adi Museum yang diberikan kepada maestro Srihadi Soedarsono Adhikoesoem, Nyoman Gunarsa dan Made Wianta karena memiliki dedikasi dari pada museum. Ketiga maestro itu tidak putus-putusnya berkarya. “Para maestro itu melakukan pameran di Museum Rudana lebih dari pada 10 kali. Para Maestro ini, betul betul terus mendorong keberadan museum melalui karya-karyanya. Mereka betul betul memiliki dedikasi yang tulus bukan pamerih,” pungkas Nyoman Rudana.(BTN/bud)

Posts Carousel

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *

Latest Posts

Top Authors

Most Commented

Featured Videos

Need Help? Chat with us