Pemerintah telah menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat untuk Jawa dan Bali sebagai upaya untuk mencegah peningkatan kasus yang belakangan ini sangat meresahkan. Program terbaru dari pemerintah ini, mendapat dukungan dari pengelola usaha villa. “Kami, intinya mendukung program pemerintah untuk mempercepat pemulihan. Kalau memang PPKM Darutat ini harus diterapkan dan diberlakukan, kami pengusaha villa di Badung tetap mendukung seabagai uapaya menyelesaikan kasus pandemi yang terus berlarut-larut sampai sat ini,” kata Ketua Bali Villa Association (BVA) Chapter Badung, Putu Gede Hendrawan, Senin (5/7).
Namun, dirinya sangat menyayangkan kenapa menjelang wacana dibuka border pada Juli 2021 ini haru menghadapi kenaikan kasus positif di Pulau Jawa dan Bali. Hal itu tentu akan mengganggu rencana open border pada Juli besok akan tertunda. “Itu memang sangat disayangkan. Tetapi, sebagai pelaku pariwisata, saya mendukung program pemerintah dan mematuhinya dalam operasional di villa. Bahkan, sebelum PPKM Daruta ini atau disaat panedemi mulai mewabah di Bali, pengeloloa villa telah melaksanakan Protokol Kesehatan (Prokes), memasang sain-sain untuk mendukung prokes tersebut. Kami juga sudah melakukan disinfektan secara berkala, mentraining staf untuk penerapan prokes selama melayani tamu menginap di villa,” paparnya.
Hendrawan menegaskan, berbagai bentuk program pemerintah diikutinya dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya sampai saat sekarang ini. Artinya para pengeloloa villa tetap berada pada jalur untuk mendukung program pemerintah agar penyelesaian kasus pandemic segara terwujud, sehingga border internasinal di bandara Ngurai Rai segera dibuka. Hal ini penting, agar segera bisa kembali pada kehidupan normal dan wisatawan datang ke Bali. Dengan demikian, perekonomian mulai bergerak meningkat. “Tidak seperti sekarang ini, pelaku dan pekerja pariwisata dan masyarakat benar-benar merasakan dampaknya. Kami berharap ini tidak berlarut, sehingga open border dibuka dan wiswatawan bisa berkunjunhg ke Bali,” tegasnya.
General Manager Ziva a Boutique Villa Bali ini berharap, pemerintah segera membentuk formula yang efektif, cepat dan tepat, sehingga pemulihan pariwisata khususnya di Bali segera membaik. “Saya rasa PPKM Darurat ini memang last decision yang memang harus diterapkan dan diberlakukan. Untuk itu, saya harap pemerintah selain memikirkan kasus pandemi, juga memikirkan bagaiman perekonomian masyarakat bawah karena perngangguran terus bertambah, pendapatan perkavita masyarakat terus menurun dan kebutuhan pangan masyarakat diambang kritis. Di masa pandemi setahun lebih ini harus dippikirkan pemerintah agar tidak terjadi benturan antara pemerintrah dan masyarakat,” usulnya.
Selain itu, pemerintah juga memikirkan formula perekonomian masyarakat kedepannya. Karena kapan pandemi melandai dan selesai tidak bisa dipastikan. “Saya rasa masyarakat Bali sudah mematuhi aturan pemerintah. Masyarakat harus vaksin itu sudah dilakukan, harus memakai masker sudah dijalankan. Jadi, ayolah pemerintah. Masyarakat Bali bergantung dari sector pariwisata, ayo pikirkan masyarakat Bali agar perekonomian bisa bergerak dan kembali pada kehidupan normal,” ujarnya.
Selain ekonomi, lanjut Hendrawan adat dan istiadat masyarakatnya pun dirasakan sudah mengalami keterbatasan ruang gerak karena pandemi ini. “Ingat pariwisata Bali ini didukung oleh kegiatan adat istiadat, budaya dan seninya. Saya harap PPKM ini tidak berlangsung lama. Cukup hingga tanggal 20 Juli saja. Saya berharap tidak akan ada lanjutannya kembali. Kita lihat perkembangannya, semoga kasus terus melandai dan open border dibuka,” tutupnya. (BTN/bud)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *