Kini, semakin menarik berwisata ke Daya Tarik Wisata (DTW) Monkey Forest Ubud. Tamu, tak hanya dapat menyaksikan kelucuan kera, memberi makan kera dan berfoto bersama kera, tetapi kini ada sajian seni yang menarik. Menggeliatnya pariwisata Bali pasca pandemi, panggung terbuka yang ada di kawasan hutan lokal itu semakin mempesona. “Kami menyajikan Balinese Dance Performance setiap Sabtu dan Minggu sebanyak 2X sehari, jam 11.00 Wita dan 16.00 Wita bertempat di Open Stage,” kata General Manager, Nyoman Sutarjana, Senin (20/2).
Balinese Dance Performance itu mengangkat cerita Lubdaka dan Frog Dance yang masih terkait dengan DTW dengan hutan local ini. Pementasan seni ini telah berlangsung sejak semenjak beberapa bulan yang lalu, sehingga setiap Sabtu dan Minggu harga ticket naik Rp 20.000,- dari harga tiket biasanya. Harga tiket masuk ke kawasan DTW Monkey Forest Ubud sebesar 80K untuk Wisarawan Mancanegara (Wisman), 60K untuk Wisatawan Domestik (Wisdom) dan untuk lokal KTP Bali sebesar 30K. “Balinese Dance Performance mendapat sambutan para tamu,” uangkapnya.
Semenjak dibukanya border internasional, kunjungan wisman terus meningkat termasuk ke DTW Monkey Forest Ubud. “Kunjungan ke Monkey Forest Ubud juga sudah mulai naik, sampai saat sekarang kunjungan wisatawan kira-kira sudah mencapai 60 – 70% dari normalnya. Kalau melihat dari kunjungan tersebut, kira-kira 95% adalah asing. Wisdom juga ada, termasuk warga local Bali,” ucap Sutarjana.
Pagi menjelang siang hari, pengunjung memang mulai berdatangan untuk menyaksikan satwa monyet yang lucu itu. Wisatawan bisa menyaksikan monyet-monyet yang menjadi daya tarik utama wisata alam itu. Ada yang berfoto dengan monyet.. Aktifitas tamu, seperti biasa yaitu keliling areal hutan menikmati segarnya udara sambil menikmati tingkah polah monyet yang menjadi penghuni hutan tropis itu. (BTN/bud)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *