Pengelola Desa Wisata, Homestay atau Pondok Wisata, Kuliner, Souvenir dan Fotografi di Kabupaten Buleleng mengikuti Pelatihan Digitalisasi Branding Pemasaran dan Penjualan. Pelatihan ini dibuka oleh Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng, Gede Dody Sukma Oktiva Askara, S.Sos., M.Si, di Giri Wood Hotel & Villa, Desa Wanagiri, Kecamatan Sukasada, Buleleng, Bali, Selasa (1/11). Pesertanya diikuti 40 orang, dan menghadirkan 4 orang narasumber yang terdiri dari praktisi dan akademisi yang mumpuni dibidangnya.
Perkembangan digitalisasi dalam sektor pariwisata mampu menumbuhkan destinasi maupun daya tarik wisata yang terpendam atau berada di pelosok sekalipun menjadi semakin dikenal dunia. “Karena itu, penting sekali bagi para stakeholder pariwisata khususnya masyarakat lokal sebagai host sekaligus pengelola desa wisata, juga sektor pendukung lainnya mampu menguasai penggunaan media digital dan mengoperasikannya secara tepat sasaran,” kata Kepala Dinas Pariwisata, Gede Dody berkesempatan itu memberikan materi terkait Kebijakan dan Program Pemerintah Daerah tentang Pemasaran Digital Pariwisata Buleleng.
Dengan penguasaan semua itu, jelas Gede Dody maka produk-produk yang dipasarkan dapat terdeteksi keberadaannya, mudah ditemukan dan menarik daya beli wisatawan. “Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan, motivasi dan kompetensi pengelola destinasi dan daya tarik wisata agar dapat memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pemasaran pariwisata,” imbuhnya.
Kepala Bidang Sumber Daya Pariwisata, Kadek Mila Pradnyani, S.E.,MAP mengatakan, tujuan dari pengembangan kepariwisataan Indonesia khususnya Bali dan Buleleng sendiri, agar mampu mendorong kegiatan ekonomi dan citra dari daerah itu sendiri, mensejahterakan masyarakat lokal serta memberikan perluasan kesempatan kerja.
Melalui pelatihan ini diharapkan masyarakat Buleleng, khususnya masyarakat lokal dapat terbantu dalam hal digitalisasi. “Semoga pelatihan ini dapat meningkatkan pengetahuan dan kompetensi para peserta pelatihan, serta dapat menerapkan ilmu dan keterampilan yang didapatkan selama pelatihan dalam memasarkan masing-masing produk wisata yang dimiliki atau dikelola” ungkap Kabid Mila. (BTN/bud)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *