” Still Throbbing” Komunitas Galang Kangin di Kuwarasan Art Space

” Still Throbbing” Komunitas Galang Kangin di  Kuwarasan Art Space

Pariwisata Bali berlandaska budaya Bali. Karena itu, dalam rangka pengembangan kepariwisataan yang berbasis seni dan budaya, Kuwarasan a Pramana Experience menjadikan salah satu ruangan untuk dipergunakan sebagai sebuah art space atau ruang seni yang bisa dimanfaatkan oleh seniman atau perupa untuk memamerkan karya seninya. Ruang tersbut kini dimanfaatkan oleh Komunitas perupa Galang Kangin untuk memajang kaya seninya.

Komunitas perupa Galang Kangin menggelar sebuah pameran lukisan dan seni patung yang bertemakan ” Still Throbbing”. Pameran berlangsung di ruangan Kuwarasan Art Space. Komunitas ini telah berulang kali bekerja sama dengan Kuwarasan untuk beberapa kegiatan seni, seperti pameran bertemakan “Lelakut” (orang- orangan sawah) di sekitaran sawah di dekat hotel Kuwarasan. “Seni budaya, keindahan alam, karakter masyarakat, terjalin menjadi satu kesatuan yang utuh dan merupakan kekuatan yang mewarnai Ubud,” kata CEO Pramana Experience, I Nyoman Sudirga Yusa, CHA, Rabu (18/5).

Pengurus Galang kangin, Galung Wiratmaja mengatakan, sebuah kerjasama yang positif untuk menjadikan kesenian (fine art) yang lebih ideal dan lebih bernilai dan tentu saja memberikan grade yang lebih bagus dan positif untuk Ubud dan kesenian yang lebih luas. Seni budaya, keindahan alam, karakter masyarakat, terjalin menjadi satu kesatuan yang utuh dan merupakan kekuatan yang mewarnai Ubud. “Gambaran umum tentang Ubud tidak pernah lepas dari kehidupan seni dan budaya, keindahan alam dengan hutan hujan dan terasering persawahan yang mengitarinya. Aroma seni dan budayalah yang menjadikan Ubud mempunyai nilai lebih dan sedikit berbeda dengan destinasi lainnya di pulau Bali,” paparnya.

Segala aktifitas seni tampak selalu hidup, baik itu kesenian yang sifatnya untuk persembahan (ritual keagamaan & adat) ataupun kesenian yang bersifat hiburan semata atauv sebagai sarana pendukung kepariwisataan. Ubud menjadi mendunia sejak sebelum masa kemerdekaan Indonesia, saat itu kerajaan – kerajaan di Bali masih eksis. “Raja Ubud Tjokorda Gde Agung Sukawati dengan kebijakannya yang sangat visioner pada jamannya, memberi perhatian dan peluang untuk tinggal dan menetap bagi seniman seniman – mancanegara seperti Walter Spiece, Rudolf Bonnet, Arie Smith, Don Antonio Blanco, dan lainnya,” jelasnya.

Kehadiran seniman – seniman luar itu berpengaruh dan memberi kontribusi besar untuk perkembangan seni lukis di Ubud dan menjadi corong di salah satu sisi untuk menjadikan Ubud di kenal di mancanegara. Kesemarakan perkembangan kesenian dan pariwisata berdampak besar pada hadirnya sarana dan prasarana pendukung kesenian dan kepariwisataan seperti Art Shop, Galeri, Museum, Hotel, Restoran, dan lainnya,

Diakhir pembicaraan, Sudirga Yusa menegaskan, sebagai destinasi yang tetap mngedepankan seni dan budaya sebagai magnet penarik wisatawan disamping keindahan alam, ada banyak hotel menyediakan ruang untuk fasilitas berkesenian, seperti adanya stage untuk seni tari dan seni pertunjukkan, galeri untuk seni rupa atau pun seni kerajinan.

Resort bintang 4 yang beralamat di Jalan Cinta, Banjar Penusuan, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar ini tetap bertahan dengan semangat dan kerja keras untuk menarik wisatawan untuk menginap. Walau tak seramai dulu, namun akomodasi yang menawarkan pemandangan alam asri dan sejuk ini memiliki pasar domestik dan warga lokal. Kuwarasan a Pramana Experience memiliki total kamar sebanyak 27 unit, terdiri dari 1Royal Suite, 4 Villa With Pool, 14 Suite Pool View, 8 Suite Rice Field View. Tiap-tiap kamar memiliki fasilitas yang lengkap, termasuk dalam penerapan protokol kesehatan sebagai upaya menjalani tatanan kehidupan era baru. (BTN/bud)

Posts Carousel

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *

Latest Posts

Top Authors

Most Commented

Featured Videos

Need Help? Chat with us