Taman Soekasada Ujung Ditutup

Taman Soekasada Ujung Ditutup

Sejak tanggal 3 Juli lalu, Daya Tarik Wisata (DTW) Taman Soekasada Ujung Karangasem sudah tidak beroperasi alias tutup sementara. Rencananya penutupan itu berlangsung hingga 20 Juli 2021 sesuai dengan Surat Edaran (SE) Gubernur Bali No. 9 terkait pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat maka. “Kami di Taman Soekasada Ujung menghormati kebijakan pemerintah, ini untuk keselamatan orang banyak dan akan berpengaruh terhadap kelanjutan pariwisata Bali yang berguna bagi bangsa dan negara,” kata Manager, Ida Made Alit, Senin (5/7).

Sebagai pengelola DTW di ujung timur Pulau Bali, dirinya menghormati kebijakan pemerintah sebagai langkah pemerintah untuk melindungi masyarakat dari serangan varian delta yang sangat berbahaya bagi kesehatan dan bagi kehidupan manusia. “Kena PPKM Darurat, selama 17 hari itu memang sangat berat. Kami dari management yang bertugas menjaga cagar budaya agar tetap bersih dan aman, namun dari sisi lain tidaqk ada pemasukan. Apa yang dipakai untuk bayar gaji, listrik, BPJS, WIFI, telpon, air serta biaya-biaya lainnya. Jujur, ini lumayan berat sekali bagaimana kita bisa bertahan dengan kondisi yang semakin berat ini,” keluhnya.

Baginya tidak ada pilihyan lain, demi untuk keselamatan dan kesehatan bersama. Karena itu, pihaknya mentaati surat edaran tersebut. Ini memang butuh pengorbanan. Sebab, dengan tutup selama itu akan berdampak terhadap biaya operational. “Selama pandemic ini, dari tahun 2020 sampai sekarang, Cagar Budaya Taman Soekasada Ujung belum tersentuh bantuan dari pemerintah. Selama pandemic, kami hanya mengutamakan biaya operasional saja, sedang untuk gaji lebih banyak ngayahnya. Mudah-mudahan berikutnya ada pertimbangan untuk bantuan destinasi, sehingga bisa mengurangi beban management,” paparnya.

Dengan ditutupnya destinasi ini, maka sama sekali tidak ada lagi biaya untuk melanjutkan keberlangsungan cagar budaya sesuai standar. Artinya, menjaga taman supaya bersih aman dan nyaman, seperti sedia kala. “Nah, setelah itu, kami berharap akhir bulan Juli border bisa dibuka. Kita bisa mewujudkan dalam kerjasama pemerintah, masyarakat, akademisi, pengusaha, dan media secara terintegrasi saling bekerja sama untuk memperkuat rasa persatuan dan persatuan, sehingga pandemi Covid-19 tidak berkembang malahan menjadi bersih. Kemudian border dibuka oleh presiden,” harapnya.

Untuk itu, Penasehat Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Karangasem ini mengajak semua orang untuk menumbuhkan kesadaran untuk disiplin, dan pemerintah harus tegas karena mengurus orang banyak memang susah karena saling banyak kepentingan. “Intinya tingkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara agar terhindar dari Covid-19, sehingga ekonomi membaik dan Indonesia maju akan bisa diwujudkan lebih cepat,” ungkapnya.

Visi dan misi Gubernur Nangun Sad Kerthi Loka Bali ini tinggal dilaksanakan dan sosialisasikan kepada masyarakat secara lebih mendalam agar masyarakat ikut melaksanakan dengan baik dan sadar. Semua Desa Adat sudah kuat berkat Gubernur memberikan anggaran setiap tahun. Dengan begitu, tidak ada lagi alasan bagi desa adat untuk tidak memelihara keharmonisan alam melalui upacara sesuai dresta, asal menghindari ketumunan, tetap menjalankan Protokol Kesehatan (Prokes) tetap dijalankan. “PPKM ini memang membatasi upacara, tetapi kita berdoa nunas di Pura Dalem masing-masing supaya terhindar dari Covid ini. Intinya setelah PPKM ini, kami berharap border dibuka, sehingga ekonomi Bali membaik,” tutupnya penuh harap. (BTN/bud)

Posts Carousel

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *

Latest Posts

Top Authors

Most Commented

Featured Videos

Need Help? Chat with us