Sekarang ini momentum yang tepat untuk menggarap pasar. Setelah pemerintah melakukan open border yang diikuti dengan terus bertambahnya rute penerbangan asing ke Bali, respon market memang sangat luar biasa. Karena itu, tak sedikit pengelola hotel memanfaatkan momen tersebut untuk menggarap pasar baru yang potensial. “Pasar The Kayon Jungle Resort saat ini, memang berubah dari sebelum pandemi. Kami sangat terbuka untuk segala market honeymoon dan tematik. Market dari manapun mereka, kami layani,” kata Chief Executive Officer (CEO), I Wayan Sucitra, Kamis (1/9).
Di masa pandemi, market The Kayon Jungle Resort adalah wisatawan domestic juga masyarakat local Bali. Namun, setelah internasional dibuka market berubah menjadi Wisatawan Mancanegara (Wisman). “Awalanya, kami berpikir apakah tamu asing akan datang kembali ke Bali, karena negaranya juga terdampak. Ternyata berbeda. Permintaan wisman lumayan banyak. Walau demikian, domestikmasih tetap ada. Maka itu, pasar di The Kayon Jungle Resort sekarang ini mix, bukan didominasi sati negara,” imbuhnya.
Hal tersebut mendorong bisnis sekarang sangat baik, karena tingkat kunjungan wisman ke Bali jauh lebih baik. Di hotel-hotel Ubud rata-rata okupansi mencapai 78 persen. Di The Kayon Jungle Resort hunian kamar berada diatas 85 persen. “Kami melihat perkembangan bisnis sekrang mengarah ke hal positif. Mudah-mudahan pandemi segera hilang, dan hal-hal yang mengejutkan tidak terjadi lagi,” harapnya.
The Kayon Hotels and Resorts juga menggarap Kayon wellness sebagai tempat mencari inspirasi menenangkan pikiran, ada spa untuk kebugaran dan kolam renang yang bertingkat tiga seperti sawah bertingkat-tingkat yang mampu melepaskan diri dari kepenatan. “Tujuan wisatawan ke Bali itu bermacam-macam, ada bisnis, ada untuk berjalan. Mereka bisa memanfaatkan faslitas yang ada di The Kayon ini,” pungkasnya. (BTN/bud)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *