Kerjasama antara Mataken Gakko- lembaga kursus Bahasa Jepang di Denpasar- dengan Universitas Nasional Tottori Jepang terus berlanjut meskipun sempat vakum beberapa lama akibat pandemi Covid-19 yang melanda dunia. Saat ini, tiga mahasiswi dari Fakultas Ilmu-Ilmu Regional dari universitas tersebut sedang melakukan kegiatan sukarela (volunteer) sebagai guru Bahasa Jepang di Matakeng Gakko. Upaya ini tidak terlepas dari komitmen kedua belah pihak untuk menjalin kerjasama yang lebih lerat, lebih konsisten agar memberikan dampak positif kepada kedua belah pihak dan secara umum kepada Bali serta Indonesia dengan pihak Jepang.
Demikian yang terungkap dalam kunjungan singkat pihak Universitas Tottori dan Mataken Gakko ke redaksi Bali Travel News (BTN) di gedung Bali Post, Jalan Kepundung 67A, Denpasar, Sabtu (23/9). Diterima Pemimpin Redaksi BTN Gde Palgunadi, pembicaraan yang juga direkam dalam acara Podcast ”Halo Bali” Bali Travel News itu, berlangsung hangat, serius namun santai. Dari pihak Tottori hadir penyelia Sugimoto Joji serta tiga mahasiswanya yakni Nakashima Shion, Nishihara Nanami serta Mori Niri. Sedangkan dari Mataken Gakko hadir I Gusti Agung Gede Nirartha S.Kom, Michiyo Sensei serta Arief Suardika.
Sugimoto Joji yang mengaku hampir 20 kali bolak balik Jepang-Bali-Jepang ini mengatakan, dipilihnya Bali sebagai tujuan tidak lepas dari keberadaan Bali sebagai destinasi wisata budaya yang sudah sangat terkenal di negaranya. Dan kerjasama ini, lanjut dia, diupayakan agar terus berlanjut serta meningkat intensitasnya. Para volunteer ini, mengajar Bahasa Jepang di Matakeng Gakko serta sebaliknya belajar budaya Bali di tempat tersebut. Interaksi sosial budaya ini, tentu saja muaranya adalah timbulnya saling pengertan serta pemahaman sehingga persahabatan kedua bangsa semakin erat.
Sementara tiga mahasiswa ini mengaku mengenal Bali dari penyelianya . Mereka tertarik ke Bali karena Bali mempunyai adat istiadat serta budaya yang kuat. ”Sama seperti masyarakat Jepang yang juga sangat kuat menjaga budayanya,” ujar Nakashima Shion. Selain mengajar bahasa, mereka juga mengekplorasi keindahan beberapa objek wisata di Bali. Di antaranya, Pantai Sanur, Kuta, Tanah Lot, Ubud, Kota Denpasar serta menikmati Tari Kecak di Uluwatu. Menurut mereka , kunjungan di Bali selama sepekan tentu waktu yang tidak cukup untuk mengetahui semuanya. Mereka ini berjanji bahwa sesampainya di Jepang mereka akan turut mempromosikan Bali sebagai daerah wisata yang sangat populer di Negeri Matahari Terbit itu. Dan tentu saja, kalau kondisi memungkinkan, mereka akan dating untuk kedua, ketiga dan bahkan keempat kalinya.
Pihak Mataken Gakko, I Gusti Agung Gede Nirartha mengungkapkan secara singkat sejarah keberadaan lembaga kursus Bahasa Jepang ini. ”Awalnya dari pertemuan ayah saya ( I Gusti Kompyang Pujawan-red) dengan Matake Sensei. Kemudia, mereka berkomitmen untuk mengadakan kerjasama agar persahabatan kedua bangsa ini semakin erat. salah satunya adalah, mengawali dengan mendirikan lembaga kursus bahasa,” jelasnya. sampai saat ini, lembaga ini dengan Pasemetonan Denpasar-Fukuoka sudah berulangkali mengadakan semacam kunjungan budaya ke Fukuoka Jepang. Begitu juga sebaliknya. Lewat jembatan budaya, diharapkan peluang kerjasama lainnya akan semakin terbuka lebar bagi kedua belah pihak untuk mencapai kemajuan bersama.
Dua pengajar di Mataken Gakko, Arief Suardika dan Michiyo Sensei mengajak bergabung bagi mereka yang ingin belajar dan menekuni budaya negara tersebut. Kursus diadakan setiap Minggu, mulai dari jam 09.00-12.00 wita. ”Tidak dipungut bayaran, alias gratis,” katanya. Saat ini rentang usia yang ikut kursus , mulai dari usia dini (pelajar SD) sampai dengan pensiunan, 60 tahun ke atas. ”Materi nya sama, cuma pendekatannya saja beda,” katanya. Kalau ingin belajar budaya juga bisa, ujar Michiyo Sensei. Seperti menulis kaligrafi darii huruf Hiragana, Katakana serta Kanji. (BTN/055)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *