Hunian hotel diakhir tahun 2020 mengalami peningkatan. Walau peningkatan tidak secara signifikan, namun hal tersebut membuat pengusaha dan pelaku industri pariwisata sedikit sumringah. Bahkan, hampir disemua destinasi wisata terlihat lonjakan tingkat hunian hotel yang cukup menggembirakan, walau ditengah himbauan pemerintah yang membatasi keramaian demi mencegah penyebaran Covid-19 di Bali. “Patut disyukuri keinginan pelanggan yang didominasi warga lokal dan domestik untuk berlibur dalam menyambut pergantian tahun, dipenghujung 2020 tahun ini cukup bagus. Beberapa hotel tingkat hunian menyentuh angka 100% , walau hanya terjadi 2-3 Hari saja,” kata CEO Pramana Experience, I Nyoman Sudirga Yusa, Senin (4/1).
Sudirga Yusa yang melakukan pemantauan dan pengecekan ke beberapa unit resort Pramana yang tersebar dibeberapa destinasi, seperti Ubud, Sanur dan Canggu ini mengakui, dengan mengeliatnya hunian hotel diakhir tahun 2020 akan bisa menambah semangat team Pramana untuk bisa terus mengupayakan hal-hal lain untuk menyongsong tahun 2021. “Kami tegaskan, disemua unit Pramana Experience wajib melakukan penerapan protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah. Bahkan, itu menjadi hal yang tidak bisa ditawar lagi,” sebut ptia yang aktif dalam organisasi pariwisata ini serius.
Saat ini, sekurangnya 56 unit Pramana Experience sudah dalam kondisi dibuka untuk dapat menerima kunjungan wisatawan lokal dan domestik. Semua unit wajib mematuhi kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah, demi untuk keamanan dan kenyamanan bersama. “Kami juga telah membawa surat edaran dari Gubernur dan pihak terkait tentang beberapa arahan untuk melakukan pembatasan kegiatan keramaian dalam penyambutan pergantian tahun ini, seperti tidak adanya konsep perayaan yang dapat mengundang keramaian dan berpotensi pada lonjakan kasus penyebaran Covid-19,” jelasnya.
Genaral Manager The Kayon Resorts, I Nengah Suweca mengatakan, pihaknya memang secara ketat dan konsisten untuk menerapkan hal-hal yang menjadi arahan dari pemerintah daerah untuk menjalankan kegiatan usaha pada malam pergantian tahun. “Memang, hal ini menjadi sesuatu yang baru bagi semua pelaku jasa pariwisata, namun para pelanggan sangat memahami dan sangat cooperative dalam pelaksanaan aturan yang telah kami sampaikan sebelum mereka tinggal diresort kami. Kegiatan makan malam pun, tetap dilaksanakan walaupun ada batasan-batasan terukur yang kami lakukan. Tetapi, yang pasti tidak mengurangi esensi dari perayaan malam pergantian tahun,” ucapnya.
Hal senada juga dikatakan Resort Manager di The Sankara Resort, I Wayan Parka. Namun, dalam suasana tahun baru seperti sat ini, memang masih ada potensi pendapatan yang tidak bisa dimaksimalkan dengan ketentuan batasan yang disampaikan. “Restoran kami saat ini dibatasi dengan hampir 50% dari kapasitas normal. Namun, hasil yang dapat diperoleh ini patut disyukuri demi kebaikan destinasi kita kedepan,” ujarnya.
Suweca ataupun Parka kemudian mengakui, selepas malam pergantian tahun, tingkat hunian disetiap jasa akomodasi hotel akan berangsur menurun seiring dengan akan berakhirnya libur akhir tahun ini. Dari pengamatan mereka selama liburan akhir tahun saat ini, banyak wisatawan domestik dari luar Bali yang datang dan berlibur dengan menggunakan sarana transportasi darat sendiri. “Hal ini tentu sangat diapresiasi oleh semua pelaku pariwisata, sehingga dapat membantu memberikan tambahan motivasi untuk memulai pemulihan ekonomi,” ujar mereka kompak. (BTN/bud)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *