Bali sebagai pusat pariwisata yang berlandaskan budaya selalu mengedepankan pertunjukkan seni dan budaya sebagai daya tarik wisata. Tokoh Hanoman, sering disajikan dalam setiap event. Tetapi, ketika tokoh Hanoman ditarikan untuk pelepasan Mudik Gratis oleh salah satu perusahaan BUMN PT Persero PLN wilayah Bali, beberapa waktu lalu justru menjadi polemik. “Melihat viralnya berita hanoman di media sosial belakangan ini, saya justru melihat bagaimana kita sebagai orang Bali memiliki arti solidaritas yang begitu besar kepada setiap mahkluk ciptaan Tuhan melalui keragaman agamanya, “kata praktisi pariwisata I Komang Edianto, Minggu (23/4).
Pria asal Desa Dapdaputih, Buleleng yang kini menetap di Badung menegaskan, selaku masyarakat Bali sekaligus bergerak di dunia pariwisata dirinya merasa kritikan yang menyebut Hanoman tidak boleh dikomersilkan dan ditampilkan dalam kegiatan melepas orang dalam sebuah seremonial mesju disikapi dengan bijak. “Pemahaman saya, hanoman sebagai symbol kekuatan, pemersatu dan perlindungan serta keselamatan. Jadi, symbol Hanoman ini sering dipakai saat membuka acara baik itu acara seni acara formal kenegaraan menyambut atau pun umat beragama secara luas,” ucap Edianto.
Bali sebagai destinasi pariwisata, dirinya sering menyaksikan symbol Hanoman dipertunjukkan secara komersial di setiap pagelaran. Termasuk penyajian cak ataupun pentas seni berbayar yang tidak hanya di Bali saja, seperti di Jogjakarta. “Saya berharap pelaku pariwisata Bali agar tetap menjaga solidaritas untuk kemajuan pariwisata Bali.
Edianto lalu mengatakan, bila pihak BUMN menggelar Mudik gratis di saat momen Lebaran setiap tahun, solidaritas yang sama pula dilakukan untuk Umat di Bali. Sebut saja, momen upacara piodalan di Bali. “Seperti saat ini ada Upacara Betara Turun Kabeh. Ribuan Umat Hindu tangkil ke Pura terbesar di Bali itu. Nah, momen ini hendaknya juga dibuatkan program-program yang baik untuk krama Bali, apakah itu bus gratis atau pejati gratis yang pastiny bermanfaat,” sebutnya.
Pasca Pandemi Covid -19 yang melanda dunia, dimana menyebabkan Bali benar-benar terpuruk, sehingga sangat riskan dengan beragam isu negative. Untuk itu, para tokoh, praktisi pariwisata di Bali agar saling bahu membahu untuk menjaga kondusif alam Bali dan pariwisata Bali di masa mendatang. “Tentu sikap kita bersama para praktisi, tokoh masyarakat memiliki kesamaan untuk menjaga kualitas pariwisata Bali di masa mendatang jauh lebih baik, aman dan nyaman,” imbuhnya mengakhiri pembicaraan. (BTN/bud)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *