Tradisi Ngerebeg di Catus Pata Bangli. Begini Filosofinya

Tradisi Ngerebeg di Catus Pata Bangli. Begini Filosofinya

Bali memang kaya tradisi budaya unik yang sarat filosofi. Bertepatan dengan hari raya Kuningan, Saniscara Kliwon, Sabtu (14/1), empat banjar di wilayah Kota Bangli melaksanakan Upacara Ngerebeg. Tradisi tiap enam bulab ini dipusatkan di Catus Pata, Bangli, sore hingga petang.

Empat banjar ini, yakni Banjar Pande, Kelurahan Cempaga. Dan Banjar Kawan, Banjar Blungbang, dan Banjar Griya, Kelurahan Kawan. Keempat banjar ini masing-masing nyungsung arca/pratima Barong dan Rangda di Pura Dalem. Barong di Dalem Purwa yang diempon krama adat Kawan berwujud barong sapi, barong di Pura Dalem Gede Selaungan yang diempon krama adat Pande berupa barong macan. Barong Ket di Pura Dalem Penunggekan yang diempon krama adat Blungbang. Berikutnya barong macan di Pura Dalem Pengringsingan diempon krama adat Griya.

Pelaksanaan upacara ini pun mendapat atensi dari pemerintah kabupaten Bangli melalui Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Arta yang turut hadir dalam pelaksanaannya. Serta diatensi khusus dari jajaran Polres Bangli dari segi pengamanan dan pengaturan lalu lintas.

Pengamanan Upacara Ngerebeg dipimpin Kasubag Kerma AKP Anak Agung Gede Ginarta. “Pengamanan dilaksanakan secara terbuka. Dimana arus lalulintas di wilayah tersebut kemarin untuk sementara di alihkan atau tutup buka agar tidak terjadi kepadatan atau antrean panjang. Setelah acaranya usai, lalin dikembalikan lagi. Ini sudah rutin,”tegas Agung Ginarta.

Pengaturan lalin yang maksud saat itu,
Lalulintas kendaraan yang mengarah catus pata ditutup total. Untuk itu dilakukan pengalihan arus lalulintas yang datang dari jalan Ngurah Rai menuju ke arah Kintamani dialihkan belok kiri di simpang Kantor Pos. Sedangkan arus lalulintas yang datang dari Kintamani diarahkan melalui simpang Gunaksa menuju Uma Bukal.

Untuk pengamanan Upacara Ngerebeg tersebut pihaknya menerjunkan Anggota gabungan Polres Bangli dan Polsek Bangli, BabinKamtibmas Kelurahan Kawan, Instansi terkait dibantu pecalang desa adat setempat.

Upacara Ngerebeg yang merupakan tradisi turun temurun bagi warga kota Bangli ini sempat tidak digelar karena kondisi pandemi Covid-19. Menurut Jero Mangku Pura Dalem Gede Selaungan Sang Made Suryawan, Upacara Ngerebeg merupakan tradisi yang telah diwarisi secara turun-temurun. “Ngerebeg, adalah tradisi yang telah diwarisi umat Hindu di Bangli secara turun-temurun saat zaman kerajaan. Kegiatan ini merupakan ritual penyucian dan memohon keselamatan serta memohon kepada Tuhan Hyang Maha Esa agar dijauhkan dari gangguan sekala maupun niskala,”sebutnya.

Dijabarkan, Pura Dalem sebagai tempat untuk memuja Dewi Durga Lalu dalam Upacara Ngerebeg ini sebagai Sang Hyang Catur Buwana. “Arca barong dari keempat Dalem ini bertemu di satu titik yakni di catus pata,” jelasnya.

Upacara digelar di catus pata atau perempatan Bangli, karena perempatan merupakan akses lalu lintas termasuk juga perekonomian. Kata Mangku Suryawan, selain untuk memohon kerahayuan jagad, upacara ini juga untuk meningkatkan komunikasi atau kedekatan krama banjar.

Sementara itu, pelaksanaan upacara ngerebeg diawali persembahyangan di masing-masing Pura Dalem. Kemudian krama yang mundut (membawa) barong serta sarana upacara lainnya, menuju catus pata dengan diiringi tabuh atau gambelan.

Krama adat Pande datang dari arah utara, krama adat Kawan datang dari arah barat, krama adat Blungbang datang dari arah selatan, dan krama adat Griya datang dari arah timur. Kemudian ketika sampai di catus pata maka masing-masing arca barong akan menghadap ke arah kedatangannya.

“Kami yang dari Banjar Pande menghadap ke utara, kemudian Banjar Kawan menghadap ke barat, Banjar Blungbang menghadap ke selatan, dan Banjar Griya menghadap ke timur. Dibagi dalam empat arah posisi desa itu disebut nyatur desa,” tutut Mangku Suryawan.

Mantan Sekwan Bangli ini menyebutkan, setelah menempati posisi maka upacara dimulai. Banten dihaturkan oleh masing-masing jro mangku.

Setelah katuran ayaban, Ida Batara masolah (menari). Setelah itu, arca barong kembali ke Pura Dalem. “Ida kembali ke pura dan malinggih di pengaruman,” ujarnya.

Mangku Suryawan mengungkapkan dua kali Hari Raya Kuningan, krama tidak melaksanakan Upacara Ngerebeg, lantaran pandemi Covid-19. Ngerebeg baru kembali digelar enam bulan lalu. Sebelun itu, hanya prajuru dan pamangku saja yang menghaturkan bhakti di catus pata. (128)

Posts Carousel

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *

Latest Posts

Top Authors

Most Commented

Featured Videos

Need Help? Chat with us