Bali terus berupaya untuk menanggulangi pandemi Covid-19 dengan dukungan berbagai pihak, Pemerintah, industri pariwisata termasuk masyarakat. Bali sangat bertumpu pada sektor pariwisata, sebelum COVID-19 sektor pariwisata menyumbang sampai 53% terhadap perekonomian Bali. Pengaruh pandemi COVID-19 saat ini di pulau Dewata jauh lebih signifikan dibandingkan bom Bali dan meletusnya Gunung Agung.
Data menunjukkan 53 % ekonomi Bali ditopang oleh sektor pariwisata, satu jutaan tenaga kerja diserap dari sektor pariwisata. Untuk membangun lapangan kerja di Bali, Pemerintah Provinsi Bali mau tidak mau harus membangkitkan kembali pariwisata Bali. Hal ini disampaikan Wagub Cok Ace saat di daulat sebagai keynote speaker dalam temu responden 2020 yang diselenggarakan oleh BI Provinsi Bali dengan mengangkat tema “What’s Next on Bali Business After Covid-19”, di BNDCC, kawasan ITDC Nusa Dua, Kamis (19/11).
Hal-hal yang telah dilakukan Pemerintah Provinsi Bali diantaranya penanganan COVID-19 dilaksanakan dengan semakin baik, mengingat sampai saat ini belum ditemukan vaksin dan obat untuk menyembuhkan orang yang terjangkit COVID- 19 dengan fokus kepada pengendalian timbulnya kasus baru, peningkatan kesembuhan dan pengendalikan angka kematian.
Melakukan aktivitas dan berbagai upaya dalam rangka pemulihan perekonomian demi keberlangsungan kehidupan masyarakat. Gubernur Bali bersama Bupati/Walikota se-Bali telah bersepakat untuk melaksanakan aktivitas masyarakat yang produktif dan aman COVID-19 secara bertahap, selektif, dan terbatas dengan melaksanakan Protokol Tatanan Kehidupan Era Baru. Membuka pariwisata bagi wisatawan Nusantara, melaksanakan program We Love Bali dengan menggerakkan wisatawan lokal. Hal ini dilakukan serangkaian mempersiapkan pariwisata Bali untuk menerima kunjungan wisatawan, dengan melaksanakan verifikasi fasilitas dan daya tarik wisata.
Dalam masa Pandemi COVID-19, di mana kita belum mengetahui dengan jelas negara mana saja akan membuka perbatasan mereka atau apakah negara mereka mampu menanggulangi kasus positive COVID-19 dengan baik, maka target wisatawan yang akan digarap dalam waktu dekat ini adalah wisatawan domestik terlebih dahulu. Karena daya pemulihan wisatawan domestik jauh lebih cepat daripada wisatawan manca negara.
Selain itu, program hot deal/ paket diskon yang dilakukan oleh pihak maskapai penerbangan seperti paket tiket pesawat dengan hotel, tiket pesawat dengan aktivitas minat wisata khusus, atau paket dengan harga yang cukup terjangkau, tentu akan membuat wisatawan domestik semakin banyak berlibur ke Bali. Selain itu, program staycation juga sangat diminati oleh masyarakat, menginap dan berlibur di tempat-tempat yang tidak terlalu jauh (di Bali saja) selama tidak lebih dari 5 hari. “Pemerintah Provinsi Bali telah meluncurkan protokol kesehatan dan melakukan verifikasi protokol kesehatan CHSE (Cleanliness, Health, Safety and Environment) dibantu oleh industri pariwisata. Protokol kesehatan CHSE tersebut wajib diterapkan di seluruh sektor pelayanan publik dengan menekankan pada faktor Kebersihan, Kesehatan, Keamanan dan memperhatikan lingkungan. Hal ini kita lakukan dengan harapan Bali mendapatkan ‘trust’ atau rasa percaya dari wisatawan sebagai destinasi wisata yang layak untuk dikunjungi”, imbuh Cok Ace.
Berbagai upaya terus dilakukan dengan harapan Bali mendapatkan ‘trust’ atau rasa percaya dari wisatawan sebagai destinasi wisata yang layak untuk dikunjungi. “Kesempatan ini hanya akan dapat diraih, selama kita dapat memberikan jaminan kepada para wisatawan bahwa mereka aman dari resiko terjangkit COVID-19 selama berada di Bali. Oleh karena itu, implementasi protokol kesehatan di semua sektor, harus menjadi fokus kita bersama,” tegas Wagub Cok Ace.(BTN/ery)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *