WHDI Denpasar Gelar Pelatihan Banten

WHDI Denpasar Gelar Pelatihan Banten

Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI) Kota Denpasar menggelar Pelatihan membuat upakara dalam rangkaian setiap upacara Agama Hindu. Pelatihan dibuka Ketua WHDI Ny. Sagung Antari Jaya Negara di Gedung Wanita Santi Graha Denpasar, Kamis (1/4). Pelatihan ini berlangsung selama empat hari dengan melibatkan para peserta dari WHDI di empat kecamatan. Hari pertama melibatkan WHDI Kecamatan Denpasar Utara.

Ny. Sagung Antari Jaya Negara menyampaikan pelaksanaan pelatihan tetap pada disiplin prokes, penggunaan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak. Di samping itu para peserta dari WHDI kecamatan dibatasi hanya 20 orang perserta. Meski dalam masa pandemi covid-19 para WHDI untuk selalu produktif, dengan pelaksanaan pelatihan. “Setiap pelaksanaan pelatihan diikuti 20 orang peserta dari utusan WHDI kecamatan yang ada tentu kami selalu menekankan pada prokes,” ujarnya

Kegiatan pelatihan ini menekankan pada pelatihan Banten Sambutan. Banten Sambutan yang telah lumrah di buat oleh para ibu-ibu setiap otonan, maupun pada Hari Suci Galungan dan Kuningan. Sehingga pada pelatihan ini kita tekankan kembali pada cara pembuatan, bahan, hingga simbul dan arti dari setiap tatanan pembuatan Banten Sambutan ini. Diharapkan dalam pelatihan ini para ibu-ibu dari WHDI kecamatan dapat memahami dalam pembuatan Banten Sambutan serta dengan simbol-simbol yang ada dalam setiap isian Banten Sambutan. “Dari pelatihan ini diharapkan ada timbal balik bagi ibu-ibu WHDI kepada lingkungan dalam membuat Banten Sambutan. Kalau bisa buat Banten Sambutan sendiri alangkah baiknya,” harapnya.

Narasumber, Ni Wayan Sukerti mengatakan, setiap tatanan membuat banten sambutan ada arti dan simbol sesuai dengan sastra Agama Hindu. Banten Penyambutan sebagai sarana upacara khususnya di Kota Denpasar pada saat memiliki anak yang telah giginya tanggal atau istilah Balinya maketus. Disamping itu ada juga masyarakat menghaturkan Banten Sambutan pada saat Hari Suci Galungan dan Kuningan serta pada peringatan hari lahir atau otonan. “Ini sudah biasa dibuat masyarakat di Denpasar, serta banten ini sangat penting sekali sesuai dengan sastra Agama Hindu,” ujarnya.

Isiian dari banten Sambutan ini diantaranya beras, buah-buahan, nasi, air suci atau tirta, canang hingga sarana lainnya. Penempatan posisi sarana seperti penyeneng, buah-buahan dan sampian sudah ada aturan sesuai sastra dan ini tentu harus tepat tidak boleh salah karena upakara ini sebagai persembahan suci kepada Ista Dewata.

Salah satu peserta Ibu Peni dari Kelurahan Ubung menyampaikan ucapan terima kasih atas pelaksanaan pelatihan Banten Sambutan. Ia mengakui sering membuat banten sambutan namun baru kali ini dapat lebih memahami tentang isiian dari Banten Sambutan yang memiliki arti serta simbol.(BTN/bud)

Posts Carousel

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *

Latest Posts

Top Authors

Most Commented

Featured Videos

Need Help? Chat with us