Wisata Edukasi di Desa Pinge

Wisata Edukasi di Desa Pinge

Pengelola Desa Wisata Pinge memiliki strategi jitu untuk membuat destinasi ini menjadi lebih hidup di tengah pandemi Covid-19. Apalagi, dibarengi dengan Pemberlakuan Pembatasan Kreativitas Masyarakat (PPKM), maka sudah dapat dipastikan kunjungan wisatawan tak seramai dulu, sehingga memerlukan pemikiran cerdas menarik kunjungan wisatawan. “Politeknik Negeri Bali (PNB) mendukung Desa Adat Pinge membangun pusat rekreasi dan Green Event berbasis teknologi ramah lingkungan,” kata Dosen Politeknik Negeri Bali, Prof, I Putu Astawa bersama Ketua Pengelola Wisata Desa Pinge, A.A Ngurah Arimbawa disela-sela perseiapan pemasangan listrik tenaga surya di Laduma desa setempat, Rabu (19/5).

Dalam suasana pandemi ini, memang tidak mudah untuk mendatangkan wisatawan, seperti dulu. Walau itu hanya sekedar untuk bersantai menikmati alam pedesaan yang kental dengan adat istiadatnya. Karena itu, dengan menambah sedikit fasilitas, maka sasaran dari desa wisata ini adalah para siswa dan mahasiswa. “Kami, PNB harus kreatif dengan menambah fasilitas desa wisata sebagai tempat pembelajaran. Hal ini untuk mendukung kemajuan Desa Wisata serta Kampus merdeka dan Merdeka belajar bagi mahasiwa,” jelasnya.

Prof. Astawa mengatakan, program Pemberdayaan Masyarakat Unggulan Perguruan Tinggi yang bertemakan “Green Event Berbasis Budaya Lokal” ini secara umum bertujuan mempercepat tercapainya keunggulan PNB dan Desa Pinge yang sama-sama mengusung ramah lingkungan. Program yang telah dilakukan, yakni membangun Sistem Energi Baru Terbarukan. “Desa Wisata Pinge menyediakan ruang belajar bagi wisatawan dan masyarakat pada umumnya tentang energi berkelanjutan. Disini, mereka bisa mengenal energi berkelanjutan dan bagaimana hal tersebut bisa diaplikasikan secara sederhana oleh wisatawan dan masyarakat,” paparnya.

Para pengunjung, khususnya yang ingin belajar terkait energi alam akan dapat mengenal akatualisasi energi berkelanjutan bagi produktifitas di desa wisata ini. “Kami ingin Desa Wisata Pinge menjadi pusat merdeka belajar yang berorientasi pada kelestarian alam dengan budayaTri Hita Karana. Sebab, manfaatnya sangat banyak, yakni dapat meningkatkan pemahaman pentingnya memanfaatkan energi secara efektif dan efisien, dapat meningkatkan ketrampilan dan kreativitas dalam mengelola energi, serta untuk meningkatkan pengalaman memanfaatkan energi dalam menunjang produktifitas desa wisata,” beber pria yang ahli dalam mengelola destinasi itu.

Kawasan ini dilengkapi dengan ruang bermain, berekspresi dan bereksperimen terkait energi baru terbarukan bagi masyarakat dan wisatawan. Anak-anak generasi muda dilatih agar mengerti akan pentingnya energi yang sehat dari energi terbarukan. Selain itu, mengerti jika energi ada dan berada disekitar kita, serta mengerti bahwa pentingnya menjaga alam untuk berkelangsungan hidup dan tidak merusak bumi ini. “Ini merupakan sistem baru yang menggabungkan beberapa sistem, seperti energi matahari, energi angin, sistem BioGas, sistem pengolahan sampah organic yang menjadi satu kesatuan yang nantinya diterapkan di desa wisata dan mengurangi ketergantungan energi dari luar yang secara mandiri untuk menjaga kelangsungan hidup kita bersama,” ucapnya.

Lokasi wisata pembelajaran itu terletak diujung utara desa, yang biasa disebut “Laduma”. Di kawasan bekas sawah ini, telah ditata dengan baik, kaya tanaman bunga dang langka. Bangunan berarsitektur Bali, seperti dapur, jineng, angkul-angkul menjadikan suasana Laduma lebih menarik. Areal sekitar 60 are itu memiliki ruang bermain, berekspresi dan bereksperimen terkait energi baru terbarukan bagi masyarakat dan wisatawan untuk berkelangsungan hidup dan tidak merusak bumi ini. “Kami mengembangkan desa wisata edukasi, disamping dapat menikmati suasana desa yang asri dan sejuk,” ujar Agung Arimbawa serius.

Pembuatan tempat rekreasi tersebut merupakan peran serta masyarakat, yang dibantu oleh dana pemerintah melalui desa dinas dan desa adat, serta bantuan dari Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) sabagai pendamping dalam pengembangan desa wisata sejak 2016. PNB hanya menambahkan sarana adukasi mengenai pemanfaatan energi terbarukan, green anergy. “Laduma sudah menjalani tatanan kehidupan era baru dan memenuhi standar penerapan Protokol Kesehatan (Prokes). Segala faslitas penerapan prokes itu sudah disiapkan, seperti tempat mencuci tangam, menyediakan hand sanitezer, serta mengatur jarak saat mengikuti pembelajaran. Laduma merupakan areal terbuka, yang kaya sinar matahari dan kaya tumbuhan, sehingga sambil belajar dapat meningkatkan imun tubuh,” sebutnya. (BTN/bud).

Posts Carousel

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *

Latest Posts

Top Authors

Most Commented

Featured Videos

Need Help? Chat with us